Pak, Rasanya baru kemarin saya menangis haru melihat
Timnas-u19. Bukan karena juara AFF atau lolos piala AFC saja. Tapi bangkit rasa
kebanggaan kami, gemetar hati kami melihat penampilan timnas yang mengesankan. Timnas-u19
menunjukan rasa nasionailsme mereka, daya juang mereka, mental baja mereka,
kehausan mereka akan gelar juara. Timnas seakan selalu dekat dengan kemenangan.
Meskipun kemenangan terkadang jadi tujuan akhir, tapi tidak! Melihat permainan
PePePa saja kami gembira, begitu indah dan menggemaskan. Membuat kami hanyut
dalam sorak sorai. Entah jurus apa yang
bapak gunakan untuk memompa semangat mereka, latihan fisik apa yang bapak
berikan untuk membetonkan tubuh mereka, entah bagaimana cara bapak mentransfer
ilmu kecerdasan bermain pada mereka. Yang kami tahu Mereka bermain lugas dan
cerdas di balut dengan daya tahan tubuh yang kuat. Soal semangat, rasanya tidak
usah di Tanya lagi.
Bukankah garuda jaya ini dicari dengan cara “belusukan” ?
kami tidak menyangka, bapak mencari bakat darah muda sampai ke pelosok negeri,
di berbagai macam daerah . Tentu hal ini tidak mudah bukan? menyita tenaga, waktu, dan financial. Apalagi
ditambah dengan carut-marut masalah di kubu induk organisasi. Tapi semangat optimisme
bapak merubah persepsi kami. Indonesia belum habis, bahkan Indonesia baru
memulai. Membuka lembar baru, lupakan Malaysia, mereka bukan lawan sepadan lagi
bagi kita. Sudah saatnya menatap dunia. Ya, sudah lama memang kita vakum. Di Asiapun
kita di pecundangi. Saatnya kita terbang kita punya sayap, saatnya kita
mencengkram. Mencakar-cakar benua Asia. Hancurkan samurai biru, gulung tirai bambu,
bungkam timur tengah, lempar duo korea. Ya, kita bisa. Semangat bapak menular
kepada kami. Kepada rakyat Indonesia. Serentak kami menopang, mengiringi garuda
jaya terhindar dari mafia, terhindar dari politisi. Berjalanlah bersama kami,
dengan cita-cita kami, harapan kami, mimpi-mimpi kami, ukirlah nama Indonesia di piala asia nanti. Mungkin
saat ini bapak jadi sandaran bagi keinginan kami. Janagan jadikan ini beban, jadikan sebagai
pelontar. Pelontar yang dahsyat. Pelontar yang terdiri dari ratusan juta rakyat
Indonesia. Bersama berdoa, walau berbeda agama. Doa untuk timnas tetap satu. Ya,
tetap satu. Semangat ini yang mempersatukan kami. Mengalirkan darah garuda di
aliran darah kami. Menstempel lambang garuda di dada kami. Mengobarkan semangat
merah putih di tubuh kami. Kami terbakar dan siap membakar. Saya yakin api ini
cukup menggetarkan mental lawan !
Piala dunia, Pak. Kami berharap Indonesia mampu lolos piala
dunia. bukan hanya lolos, tapi menjadi
juara. Tidak realistis? Bukankah tidak ada Negara yang perlu kita takutkan? Bukankah hanya Tuhan dan orang tua yang tidak boleh kita lawan. tidak ada
yang tidak mungkin. Semangat itu yang kami warisi. Sepakbola Indonesia sudah
bangun dari tidur panjang. Momen lain terlihat tatkala terjadi gol, setelah
kemenangan, setelah juara. Ya, Ritual sujud syukur terlihat. Entah apa di balik
itu. Kerendahan hati yang selalu ditanam, bersyukur bahwa sesungguhnya semua dari
tuhan. Kado manis untuk Indonesia. Lengkap sudah keistimewaan, memang tidak ada
yang sempurna. Catatan emas telah tertorehkan, tapi masih banyak kertas lain
dalam buku ini. ya, masih banyak. Kami akan mendampingi bapak..
Selamat berjuang !!
Salam luar biasa untuk orang yang lau biasa.
segenap rakyat indonesia mendukungmu.
Furkon
Hancurkan samurai biru, gulung tirai bambu, bungkam timur tengah, lempar duo korea >>> keren bahasanya :)
BalasHapushehe.
BalasHapusiya makasih kawan.mungkin dengan ini kita bisa merasakan semangat nasionalisme, indonesia harus berani :)
Merdeka!!!
BalasHapusSukses Garuda Jaya
BalasHapusAllah Akbar...
BalasHapusbertaun2 sy tunggu permainan model gini Alhamdulillah di U 19 ada, enak di lihat, adu finalti yg paling menaikan adrenalin ya kmaren
BalasHapusGaruda U19 slalu membuat kami rindu untuk meraih puncak kesuksesan dunia sepak bola...maju terus indonesia...majulah garudaku...terbanglah bersama assa dan cita2mu...agar dunia tau kaulah yang slalu di dadaku...
BalasHapusAkhirnya Indonesia bisa menang lagi :)
BalasHapus